Sulawesi Tengah

Zainal Abidin : Dakwah Penceramah Harus Lawan Isu SARA

466
×

Zainal Abidin : Dakwah Penceramah Harus Lawan Isu SARA

Sebarkan artikel ini

Komunitas Dakwah Pelajar1

PALU, Kabar Selebes – Pakar pemikiran Islam modern Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr H Zainal Abidin MAg mengemukakan dakwah oleh penceramah harus mengarah pada melawan isu yang membawa-bawa suku, agama, RAS dan antargolongan (SARA).

“Salah satu problem saat ini yaitu adanya isu-isu perpecahan yang dibangun oleh pihak-pihak tertentu yang berbau SARA,” ungkap Prof Dr H Zainal Abidin MAg, saat menyampaikan materi pada seminar keagamaan dengan tema ‘dakwah jaman now’ mencari format dakwah Islam kontemporer, di Palu, Sabtu.

BACA JUGA :  Taiwan Bantu Rp7,4 Miliar Islamic Centre Sulteng

Prof Zainal Abidin mengatakan tantangan yang dihadapi oleh pendakwah/penceramah saat ini atau di zaman now terbilang berat.

Karena, harus mampu untuk memahami situsi dan kondisi atau problem yang dihadapi oleh masyarakat khsusnya dalam keberagaman dan keberagamaan, yang akhir-akhir ini sedang di uji.

“Banyak informasi yang berbau fitnah, informasi primordial, ujaran kebencian yang menimbulkan amarah. Ini menjadi bagian dari kewajiban para pendakwah/penceramah untuk membendungnya,” ujarnya.

Materi dakwah, sebut dia, harus berorientasi pada penguatan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam bingkai kebhinekaan dan kemajemukan yang ada di Indonesia.
Rektor pertama IAIN Palu ini menyebut bahwa Islam dalam anjuran dan ajarannya memerintahkan pemeluknya untuk membangun, merawat dan memperkuat hubungan silaturahim antarsesama manusia dan antarsesama pemuk agama, suku dan budaya.
Islam tidak membenarkan pemeluknya menjelekkan, mengkafirkan, menyalahkan keyakinan agama kelompok tertentu, suku tertentu bahkan masyarakat tertentu.

BACA JUGA :  Pemkot Palu Pusatkan Idul Fitri di Petobo

“Olehnya arah dari materi dakwah yaitu pada peningkatan pemahaman tentang perbedaan. Bahkwa perbedaan itu bukan kehendak manusia, tetapi kehendak Tuhan,” sebutnya.

Menurutnya, meremehkan, menghina atau memandang rendah, menjelekkan suku dan agama kelompok agama tertentu merupakan gambaran dari lemahnya pengetahuan dan keyakinan terhadap agama.

Karena, perbedaan yang ada bukan karena keinginan atau kehendak manusia. Tetapi perbedaan agama, suku, bahasa dan budaya adalah kehendak sang pencipta, yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua masyarakat dan pemeluk agama.

BACA JUGA :  Hasil Coblos Tentukan Kualitas Pemilu

Ketua MUI Kota Palu ini menjadi salah satu pembicara dalam seminar keagamaan dengan tema ‘dakwah jaman now’ mencari format dakwah Islam kontemporer, yang di ikuti 200 peserta yang merupakan siswa-siswi tingkat SMA sederajat se-Kota Palu.(MAD)