Nasional

MUI Sulteng Kutuk Aksi Teror Bom Surabaya

267
×

MUI Sulteng Kutuk Aksi Teror Bom Surabaya

Sebarkan artikel ini

fa613f10-bcab-4e1b-a8ad-1a23fb21e4e5PALU, Kabar Selebes – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah mengutuk keras tindakan teror bom oleh kelempok tertentu terhadap Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Minggu.

“Bahwa aksi teror di Surabaya adalah sebuah tindakan yang tercelah dan bertentangan dgn ajaran Agam Islam,” kata Wakil Ketua Umum MUI Sulteng Prof Sagaf S Pettalongi, di Palu.

Islam, kata Prof Sagaf, tidak menganjurkan membunuh jiwa manusia. Juga tidak membenarkan perbuatan tersebut.

BACA JUGA :  Dishub Sulteng Berangkatkan 334 Pemudik Gratis

“Perbuatan membunuh orang lain dengan alasan apapun tidak dibenarkan dalam Islam, semua ajaran agama juga tidak membenarkan perbuatan lewat aksi tersebut,” kata Sagaf.

Ia menilai perbuatan tersebut juga bertentangan nilai-nila kebhinekaan, serta berlawanan dengan budaya yang ada ditengah masyarakat Indonesia.

Karena, perbuatan itu menggambarkan bahwa kelompok tertentu yang melakukan aksi teror bom tidak menghormati dan menghargai perbedaan.

Padahal, urai dia, perbedaan adalah anugerah dan sunnatullah yang telah ditetapkan oleh Tuhan mang maha esa, sehingga harus di junjung tinggi.

BACA JUGA :  Tiga Hari Hilang, Bocah SD di Toili Ditemukan Mengapung di Muara

“Tindakan kekerasan adalah bukan ajaran Islam yang dibawah oleh Rasulullah Saw. Islam sangat menghormati dan menghargai perbedaan,” urainya.

MUI Sulteng, tegas dia, meminta kepada pihak berwajib untuk segera mangkap pelaku dan otak dibalik teror tesebut, serta  memberikan hukuman yang seberat-beratnya karena telah menghilangkan nyawa orang lain dan mencederai serta merobek nilai-nilai persatuan dan toleransi umat beragama di Indonesia.

BACA JUGA :  Delapan Menit di Depan Koalisi, Fadli Zon: Insya Allah Kita Menang

“Apalagi sebentar lagi kita memasuki bulan suci ramadhan. Karena itu semua pihak agar tidak terprovokasi dengan teror tersebut,” tutur Sagaf.

Lanjut dia meminta tokoh-tokoh agama perlu memberikan pemahaman yang menyejukan pada umat sehingga persatuan dan toleransi beragama tetap terjaga khususnya termasuk di Sulawesi Tengah.

“Tokoh-tokoh agama dapat duduk bersama untuk saling berkomunikasi guna menjaga situasi yang kondusif,” katanya.(MAD)