NasionalPelesirSulawesi Tengah

Kawasan Megalitik Lore Lindu Masuk World Heritage UNESCO 2021

1922
×

Kawasan Megalitik Lore Lindu Masuk World Heritage UNESCO 2021

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Kawasan Megalitik Lore Lindu ditargetkan akan masuk dalam daftar World Heritage atau Warisan Budaya Dunia di United Nation Education, Scientific and Culture Organization (UNESCO) tahun 2021.

“Saat ini sedang dilakukan tahapan-tahapan mulai dari pembekalan, survei, forum group diacussion/FGD, penyusunan laporan, kajian para ahli dan penyusunan bahan untuk dikirim ke UNESCO,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo Zakaria Kasimin, di sela-sela Delineasi Kawasan Megalitik Lore Lindu, Senin malam, 23 Juli 2018, di Hotel Santika Palu.

Menurut Zakaria, kawasan megalitik Lore Lindu merupakan peninggalan peradaban manusia yang terluas di Asia Tenggara.

“Kawasan ini dikelilingi empat lembah, yaitu Lembah Behoa, Lembah Bada, Lembah Napu dan Lindu,” kata Zakaria.

Lanjut Zakaria, Delineasi Kawasan Megalitik Lore Lindu ini dimaksudkan untuk menghimpun data tentang luasan situs cagar budaya dan batas-batas wilayah di kawasan tersebut. Pembekalan berlangsung tiga hari di Hotel Santika, diikuti 80 ahli sejarah, arkeolog dan dinas kependidikan.

BACA JUGA :  NGO-UN Agency masih Identifikasi Program di Sigi

Setelah pembekalan, lanjut Zakaria, tim ahli turun ke lapangan untuk melakukan survei pada empat lembah, selama 15 hari.

Tahapan berikutnya melakukan focus group discussion, lalu penyusunan laporan dan pengajuan ke UNESCO.

“Kita target tahun 2021, UNESCO sudah menetapkan kawasan megalitik Lore Lindu sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia atau Wold Heritage,” ujar Zakaria.

Salah satu alasan diajukannya kawasan megalitik Lore Lindu sebagai warisan budaya dunia Karen keunikannya. Batu-batu granit dengan ukuran besar dan panjang masih mistrius bisa berada di kawasan lembah.

“Ini salah satu yang kita akan pecahkan misterinya. Bebatuan megalitik berbentuk patung diperkirakan berusia 2.500 tahun. Usia tersebut masih tergolong muda,” tambah Zakaria.

Sebelum menuju Warisan Budaya Dunia, tim survei memastikan tidak ada tanah klaim masyarakat di kawasan Megalitik Lore Lindu. Kalau ada berarti harus diganti rugi.

BACA JUGA :  Sukseskan Upsus Pajala, Poso Canangkan Gerakan Tanam Padi di Lahan Kering

Selain itu, nantinya dalam penyusunan status kawasan, ada kawasan inti, penunjang dan pendukung. Kita berharap masyarakat sekitar kawasan tetap bisa menerima manfaat atas kawasan megalith.

Asisten II Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah Bunga Elim Somba mengapresiasi atas upaya dari para ahli di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya yang sedang berkonsentrasi mempersiapkan kawaaan Megalitik Lore Lindu masuk Warisan Budaya Dunia atau World Heritage UNESCO.

“Tentu butuh proses panjang dan kita tetap memperhatikan masyarakat sekitar. Selama ini masyarakat di kawasan konservasi sulit mengakses. Kita berharap kawasan itu tetap mendukung perekonomian masyarakat sekitar,” ujar Bunga Elim Somba, mewakili Gubernur Sulawesi Tengah H Longki Djanggola.

Delineasi kawasan Megalitik Lore Lindu melibatkan dua kabupaten, Poso dan Sigi, dinas pendidikan, cagar budaya, arkeolog, sejarawan, Badan Pertanahan Nasional dan Balai Taman Nasional Lore Lindu.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud, Triana Wulandari mengatakan delineasi untuk memastikan batas-batas Kawasan Megalitik Lore Lindu untuk kepentingan pemanfaatan pelestarian.

BACA JUGA :  Registrasi Perkara dari MK Belum Ada, Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Palu Ditunda

Lanjut Triana, delineasi juga untuk membenahi tata ruang yang saling mendukung termasuk kepentingan yang bersinggungan dengan masyarakat maupun swasta.

“Situs-situs peninggalan di Lembah Behoa, Bada, Napu dan Lindu ada dalam kawasan Lore Lindu dan telah ditetapkan sebagai Geopark oleh UNESCO,” kata Triana.

Melalui forum Delineasi Kawasan Megalitik Lote Lindu, tambah Triana, Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo menetapkan Megalitik Lore Lindu sebagai budaya nasional dan akan diusulkan sebagai World Heritage ke UNESCO pada 2021 mendatang.

“Untuk mewujudkan semua itu, perlu dukungan masyarakat, pemerintah propinsi Sulteng, Pemkab Sigi dan Poso atas upaya selama ini,” kata Triana.(ptr)

Foto Utama: Kawasan Megalitik Lore Lindu (facebook mitha meinansi)

Foto tengah: Kepala UPT Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo Zakaria Kasimin (Foto Patar)

Foto bawah: Pembukaan Delineasi Kawasan Megalitik Lore Lindu, Senin malam.(Foto Patar)