Sulawesi Tengah

Anak Muda Lintas Iman Bergandengan Tangan Dalam Kemah Kampung Damai

691
×

Anak Muda Lintas Iman Bergandengan Tangan Dalam Kemah Kampung Damai

Sebarkan artikel ini
Suasana pelaksanaan kemah kampung damai

POSO, Kabarselebes- Sejumlah anak muda Poso lintas iman membangun kemah kampung damai di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Poso Kota Utara dalam kegiatan Lokakarya Penggerak Pedamaian Kemah Kampung Damai.

Pelaksanaan kemah kampung damai digelar selama 4 hari sejak tanggal 9 hingga 22 September 2018 kemarin.

Anak-anak remaja berbeda agama itu, bersatu padu melaksanakan kegiatan bersifat positif untuk menciptakan perdamaian.

Kemah kampung damai tersebut, dimana anak-anak muda lintas iman bertemu dan tinggal bersama dalam satu kemah membangun pengalaman bagaimana hidup bersama dalam perbedaan.

Pdt. Budi Tarusu dari GKST Klasis Poso Kota, ustad Abdul Rahim selaku imam masjid Nurul Yaqin Tegalrejo dan Pdt. Ronald Mosiangi merupakan tokoh penggerak anak-anak muda lintas iman dari berbagai daerah di Poso.

BACA JUGA :  Tokoh Agama dan Kepolisian di Poso Deklarasikan Gerakan Anti Ujaran Kebencian dan Hoax

Pdt Ronal Mosiangi mengatakan, selama kegiatan berlangsung para anak muda lintas agama begitu semangat mengikutinya. Mereka juga kemudian memberikan masukan dan pendapat soal pentingnya arti perdamaian.

“Sebelumnya sempat meragu apakah anak – anak muda anak SMU seusia mereka ini bisa menyerap materi dan berkontribusi pemikiran. Dimana kecenderungan anak – anak muda seusia mereka lebih senang hura – hura, main game, dan bergerombol untuk maksud yang tidak jelas. Tapi nyatanya keraguan itu tidak terbukti. Sejak hari pertama dan terus berkembang dihari selanjutnya mereka sangat aktif dalam diskusi,” ucap Ronald sosok pendeta yang selalu terlibat dalam gerakan perdamaian. Minggu 23 September 2018.

BACA JUGA :  Menaker: Moratorium TKI Masih Berlaku

Direktur Paritas Institute, Pdt. Penrad Siagian menjelaskan, bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya membangun sistem dan mekanisme pertahanan diri berbasis komunitas dari masyarakat sipil lintas iman, atas semakin suburnya radikalisme yang berbasis sara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sementara itu wakil Bupati Poso, Samsuri saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, bahwa budaya Poso yang memiliki semangat dan nilai-nilai perdamaian harus terus dihidupkan pada anak-anak muda generasi masa depan.

Sehingga kata Wabup, nilai-nilai persaudaraan dan perdamaian menjadi hidup dalam membangun relasi ditengah kemajemukan yang ada di Poso.

BACA JUGA :  Dihantam Banjir, Tolitoli Lumpuh

Pdt. Budi Tarusu menyampaikan, jika pengalaman-pengalaman masa lalu yang pernah menjadi catatan-catatan hitam sejarah relasi antar masyarakat di Poso, tidak akan terlupakan untuk menjadi sebuah pelajaran hidup berharga membangun kebersamaan dan persaudaraan di tengah-tengah masyarakat Poso.

Menurut Budi, upaya mempertemuakan anak-anak dari berbagai latar belakang agama ini menjadi sebuah upaya yang harus terus digerakan

Ustad Abdul Rahim berharap, kegiatan ini bisa menjadi suatu hal yang sangat berpengaruh untuk Poso kedepanya yang terus bergandengan tangan, membangun Poso dalam suasana aman dan damai.(RYN. Gode)