PelesirSulawesi Tengah

Festival Lore, Merajut Tradisi Melestarikan Alam

656
×

Festival Lore, Merajut Tradisi Melestarikan Alam

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Kumpulan Bienalithikum yang terdiri dari kumpulan seniman dan pakar situs megalith akan berkolaborasi dalam Festival Lembah Lore yang direncanakan dilaksanakan pada 8 hingga 11 November 2018 mendatang di wilayah lembah Pekurehua Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Demikian yang disampaikan Ketua Pelaksana Festival Lore Mochammad Subarkah, Rabu, 25 Juli 2018 di Palu.

“Kumpulan kawan-kawan yang tergabung dalam Bienalithikum tertarik dan sevisi terkait pelaksanaan Festival Lembah Lore dan mengadakan pertemuan bersama untuk lebih jauh mengetahui kegiatan yang akan ditampilkan dan bersepakat terlibat dalam kegiatan kami,” ujar Subarkah.

Festival Lembah Lore sendiri akan menitik beratkan pada beberapa rangkaian acara yang menampilkan seni tradisi budaya dan adat istiadat di lembah lore, kuliner, mozaik tanaman obat-obatan, mozaik tanaman pangan dan pameran produk lokal khas Lembah Lore, pertunjukkan seni dan beberapa perlombaan diantaranya lomba dan eksebisi foto yang mencerminkan Lembah Lore.

BACA JUGA :  Dirjen Pendis Resmikan Gedung Kuliah IAIN Sigi

Festival Lembah Lore mengambil tema Merajut Tradisi Melestarikan Alam diselenggarakan berdasarkan potensi yang ada untuk mengembangkan produk dan mata pencaharian masyarakat dan kebutuhan akan keterlibatan dan dukungan publik yang lebih besar.

Konsumen dan para pembuat kebijakan yang memiliki pengaruh yang besar dan kebanyakan berada di ibukota provinsi dan nasional dapat menjadi pioneer dalam membumikan entitas produk komunitas yang lestari dan berkelanjutan.

BACA JUGA :  IAIN padukan Islam-budaya desain gedung kampus di Sigi

“Festival ini bukan hanya sebuah perayaan namun juga menjadi terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan. Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung penjualan berkelanjutan dan dukungan terhadap produk lokal dari para pengambil keputusan dan konsumen. Selama festival, isu kebijakan lintas sektoral yang mempengaruhi keberhasilan atau bahkan kegagalan inisiatif masyarakat ini akan dibahas dalam beberapa diskusi yang dirancang semenarik mungkin,” ungkapnya.

Neni Muhidin, selaku inisiator Kumpulan Bienalithikum bersama sejumlah seniman dan pakar akan mengkaji dan mengeksplorasi dalam beragam kegiatan yang tentunya akan memberikan banyak pengetahuan yang dikemas dalam bentuk ragam seni pertunjukan dan pendidikan terkait situs megalith yang tersebar di seluruh Lembah Lore yakni Bada, Behoa dan Pekurehua.

BACA JUGA :  Saat Ditangkap, Pengedar Sabu di Tolitoli ini Sempat Gigit Polisi

“Koloborasi dalam Festival Lembah Lore ini sangat menarik mengingat begitu kayanya budaya dan peninggalan di Lembah Lore yang mesti diketahui baik anak-anak maupun masyarakat kita dan masyarakat dunia dan salah satu cara memperkenalkannya ya dengan mengemas sebuah event yang menarik tentunya seperti yang direncanakan oleh kawan-kawan dari gabungan konsorsium yang bekerja di wilayah lanskap Lariang dan didukung oleh masyarakat, pemerintah daerah Kabupaten Poso,” imbuhnya.(***/ptr)

Foto dokumentasi pribadi Subarkah