Palu

Tolak Bala, Ratusan Warga Palu Mandi Safar

1633
×

Tolak Bala, Ratusan Warga Palu Mandi Safar

Sebarkan artikel ini
Ratusan warga di Palu, Sulawesi Tengah melaksanakan mandi safar di pantai Jalan Malonda, Kelurahan Tipo Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (7/11/2018) siang. (KabarSelebes.id/Faiz Sengka
Ratusan warga di Palu, Sulawesi Tengah melaksanakan mandi safar di pantai Jalan Malonda, Kelurahan Tipo Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (7/11/2018) siang. (KabarSelebes.id/Faiz Sengka

Palu, KabarSelebes.id – Sebanyak lima ratusan lebih warga melaksanakan “Mandi Safar” yang dipusatkan di pantai Jalan Malonda, Kelurahan Tipo Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (7/11/2018) siang. Mandi yang dilakukan rutin pada hari rabu terakhir di bulan Safar ini adalah untuk menolak bala atau menangkal segala bentuk kesialan yang akan menimpa kita.

Sebelum melakukan melakukan ritual “Mandi Safar”, ratusan warga yang dikomando oleh Majelis Dzikir Nurul Khairaat Pusat Palu melaksanakan dzikir, kemudian bersama-sama menuju pantai untuk melaksanakan mandi.

Mandi Safar merupakan tradisi budaya yang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini yaitu mandi bercebur di Sungai Mentaya sebagai simbol membersihkan diri sekaligus harapan agar diri bersih dan terhindar dari hal-hal yang tidak baik.

BACA JUGA :  Kadis Disdikbud Sulteng Minta Kepsek Efektif Berantas Peredaran Narkoba di Lingkungan Sekolah

Tradisi yang dilakukan oleh sebagian umat muslim ini, dipimpin oleh Al Habib Mohammad Sholeh Bin Abu Bakar AL Idrus. Ada 7 sampai delapan salamun atau doa yang dipanjatkan pada pelaksanaan mandi ini. Setelah berdoa bersama, warga kemudian beramai-ramai mandi bercebur di laut.

“Mandi safar ini, yaitu kita menghilangkan bala dan penyakit. Ini tradisi setiap hari rabu terakhir di bulan safar, kita mandi semuanya. Dari ujung gunung sebah selatan dan sebelah utara Kota Palu, bertemu di satu titik di Majelis Dzikir Al-Khairat Pusat Palu,” terang tokoh Agama Majelis Dzikir Al-Khairat, Ustad Husen Muhammad Saleh kepada wartawan.

BACA JUGA :  Penetapan Cagar Biosfer Baru Indonesia

Menurut Ustad Shaleh, Mandi yang rutin dilaksakan setiap tahun ini, bertujuan menghilangkan penyakit dan segala bentuk kesialan yang akan datang menimpa kita atas izin Allah Subhana Huwata Ala.

“Konon orang tua kita bilang, di hari rabu terakhir bulan safar ini, ada ribuan bala yang datang. Dan untuk menghilangkan bala itu kita mandi supaya tidak kena kita. Bala itu bukan cuman bala kena gempa, angin, tetapi juga tabrakan di jalan itu juga bala namanya. Kita keluar dari sini kita dilempar orang, itu juga bala,” tuturnya.

BACA JUGA :  Sejumlah Jurnalis Bantu Pulangkan Bayi Korban Tsunami Donggala Yang Ditahan RS Anutapura

Mandi Safar ini, juga bisa dilakukan di rumah. Namun karena ingin mengumpulkan orang yang lebih banyak, Sehingga panitia pelaksana memusatkan kegiatan di laut.

“Yang paling bagus itu sebenarnya di laut, karena alami,” tandasnya.

Pantauan KabarSelebes.id, warga tampak antusias. Bukan hanya kalangan orang dewasa saja yang mengikuti tradisi mandi ini, namun para ibu-ibu juga membawa anak-anaknya.(Faiz)