PALU, Kabar Selebes – Indonesia saat ini menjadi negara kedua di dunia penghasil sampah, termasuk sampah plastik. Tentunya hal itu memprihatinkan bila tidak dikelola dengan baik. Kondisi inilah yang membuat PT Pegadaian gencar mengkampanyekan program Clean and Gold di berbagai kota. Program ini mengubah sampah jadi tabungan emas.
Seperti yang dilakukan PT Pegadaian dengan membangun sebuah bank sampah di Jalan Keramik, Kelurahan Duyu, Kota Palu. Bahan baku yang ditransaksikan adalah sampah plastik. Bank sampah ini memberikan peluang bagi masyarakat khususnya kalangan pemulung menjadi nasabah tabungan emas.
Peresmian operasional bank sampah ini dilakukan Direktur Utama PT Pegadaian
Kuswiyoto bersama pejabat Pemprov Sulteng dan Wakil Walikota Palu. Bank sampah ini dibiayai PT Pegadaian melalui dana CSR sebesar Rp500 juta.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan bank sampah adalah yang ke-17 di seluruh Indonesia. Diharapkan berdirinya bank sampah ini masyarakat berpartisipasi mengurangi sampah plastik dibuang sembarangan.
“Dulu orang malu-malu jadi pemulung. Namun dengan adanya bank sampah ini, maka sampah plastik sudah bernilai ekonomi dan memberikan pendapatan bagi masyarakat,” kata Kuswiyoto.
Kata Kuswiyoto, dengan menjual sampah plastik di bank sampah pegadaian ini, masyarakat atau nasabah nantinya mendapatkan tabungan emas.
Selain tabungan emas, Pegadaian juga akan memfasilitasi nasabah bank sampah untuk pembiayaan haji.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pemulung Sulteng dr Ellen Mentang mengapresiasi pendirian bank sampah di Kelurahan Duyu.
“Saat ini ada 200-an pemulung yang sudah terdata di Kota Palu. Dalan sehari bisa menghasilkan 2 sampai 3 kilogram sampah plaatik. Sampah-sampah plastuk itu mereka jual di tenpat pembuangan sampah,” kata Ellen Mentang.
Dengan adanya bank sampah ini maka akan menambah penghasilan dan memberikan nilai ekonomi bagi pemulung. (patar)