KabarSelebes.com – Sekian bulan memilih diam setelah pilpres AS, Hillary Clinton akhirnya buka suara. Pada hari Selasa, 2 Mei 2017, di New York, Hillary mengatakan dia sudah berada di jalan menuju kemenangan dalam pemilihan presiden tahun 2016. Namun, campur tangan peretas Rusia dan Direktur FBI, James Comey, membuatnya kehilangan banyak pendukung potensial. Pesaingnya, Donald Trump, akhirnya jadi pemenang.
Diberitakan oleh Reuters, 2 Mei 2017, dalam sebuah acara amal di New York, Clinton mengatakan kemenangannya digagalkan oleh dua hal, yaitu surat Direktur FBI James Comey pada 28 Oktober yang menginformasikan kepada Kongres bahwa Biro Investigasi Federal atau FBI telah membuka kembali penyelidikan penggunaan server email pribadi. Dan yang kedua adalah adanya bocoran Wikileaks soal Rusia.
“Jika pemilihan umum terjadi pada 27 Oktober, saya akan menjadi presiden Anda,” katanya pada sebuah konferensi wanita yang dimoderatori oleh Christiane Amanpour dari CNN. “Itu bukan kampanye yang sempurna, tapi saya dalam perjalanan untuk menang hingga kombinasi surat Comey dan WikiLeaks Rusia menjegal langkah saya,” kata kandidat Partai Demokrat mengenai kekalahannya dari Donald Trump, kandidat dari Partai Republik.
“Alasan mengapa saya percaya bahwa kami kalah adalah peristiwa yang terjadi dalam 10 hari terakhir,” ujarnya menambahkan. Clinton mengakui bahwa saat ini ia menjalani “proses yang menyakitkan” dalam menulis buku yang berkaitan dengan pemilihan, juga mengatakan bahwa misogini berperan dalam kekalahannya. Menurutnya, menjadi presiden perempuan pertama di AS akan menjadi kompromi sangat besar.
Ia juga memutuskan mengambil tanggung jawab pribadi atas kesalahan kampanye tersebut, dan tidak mempertanyakan tentang strateginya atau tentang stafnya. “Saya adalah kandidatnya, saya adalah orang yang sedang dalam pemungutan suara. Saya sangat menyadari tantangan, masalah, dan kekurangan yang kita miliki,” kata Clinton. “Saya kembali menjadi warga, aktivis – dan bagian dari perlawanan,” katanya.
Sumber: VIVA.co.id