Jumat kemarin saya diajak jalan oleh seorang kawan di ibukota. Ternyata perjalanan bermuara disebuah perhelatan musik internasional di JEXPO Kemayoran. Itulah perhelatan JAVA JAZZ Festival yang berlangsung selama tiga hari dan menyedot kehadiran penikmat Jazz se Indonesia.
Sebagai penikmat musik dangdut, berada di lingkungan komunitas Jazz tentu serasa di benua lain. Demikian pula terbiasa menikmati dangdut, ujug ujug didisodori jazz seperti keki sendiri. Ketika yang lain asyik bergoyang menikmati musik jazz yang kental improvisasinya, saya cukup diam berbaur diantara mereka yang eforia menikmati musisi jazz berkelas beraksi.
Ada yang bilang, musik jazz adalah musiknya kaum jenius. Karena memang musik ini kaya akan inprovisasi dari para biangnya. Menikmati jazz juga tidak murah. Sementara musik dangdut adalah musiknya rakyat, karena musiknya sederhana dan bisa bikin orang bergoyang. Untuk bisa menikmati dangdut jjuga murah meriah.
Dalam dunia politik, eforia juga pasti dirasakan oleh para politisi yang sudah terbiasa terlibat dalam perhelatan kostestasi politiik. Momentum Pilkada dan Pileg, adalah pentas untuk menujukkan kepiawaian memainkan strategi politik untuk mencapai tujuan. Memainkan irama politik yang bisa menarik minat orang untuk terlibat adalah sebuah keniscayaan. Semakin bagus iramanya, semakin terpukai orang untuk melebur didalamnya
Sejatinya intisari antara musik jazz dan politikadalah soal penjiwaan. Siapa menjiwai langgamnya, akan menghasilkan dampak yang bagus. Bila dalam Jazz menghasilkan karya yang berkualitas, maka dalam kontestasi politik menghasilkan penawaran politik mengenai figur yang layak dipilih.
Dalam strategi politik dikenal istilah elemen of surprise alias elemen mengejutkan. Sebagaimana dalam Java Jazz Festival elemen of surprisenya adalah musisi kelas dunia. Juga penampilan Elek Yo Band yang berisi Menteri Kabinet Jokowi. Maka dalam politik elemen of surpresinya adalah kehadiran figur yang bisa membuat terobosan dan perubahan. Figur tersebut bukan saja seorang politisi yang sudah mumpuni, tapi bisa jadi mereka yang baru terjun ke dunia politik namun membawa kejutan di masyarakat.
Oh ya di lokasi Java Jazz, saya memesan secangkir kopi. Walau musik Jazz menggema, saya tetap merasakan nikmat kopi dangdut.
Jakarta, Awal Maret 2018
Merdeka!!!
——————————————————–
OLEH: MUHARRAM NURDIN
Penulis adalah Wakil Ketua DPRD Sulteng / Ketua DPD PDI Perjuangan Sulteng