Sulawesi Tengah

Tim Ekspedisi Poso Dirancang Memetakan Potensi Bencana

1001
×

Tim Ekspedisi Poso Dirancang Memetakan Potensi Bencana

Sebarkan artikel ini

POSO, Kabar Selebes – Data dari Pusat Studi Gempa Nasional menyebutkan ada sebanyak 48 sesar aktif yang berada di wilayah Sulawesi.

Sesar aktif itu dimana 3 diantaranya menggaris di bawah tanah Poso yakni Sesar Poso, Sesar Tokararu dan Sesar Poso Barat .

Hal ini menyebabkan wilayah Kabupaten Poso sangat sering mengalami gempa.

Jika berkaca dari bencana dahsyat tanggal 28 September 2018 di Palu, Sigi, Donggala dan Parigi, maka dari itu dirancanglah Ekspedisi Poso.

Dimana Ekspedisi Poso itu diluncurkan Sabtu 23 Februari 2019, di aula STT GKST Tentena, dalam peluncuran itu juga bersamaan dengan seminar umum bertema sejarah geologi Sulawesi dan implikasinya pada perkembangan Danau Poso.

Tim Ekspedisi Poso terdiri dari beberapa organisasi diantaranya Institut Mosintuwu, Perkumpulan SKALA, STT GKST Tentena, Ikatan Ahli Geologi Indonesia ( IAGI ), Sinekoci, Nemu Buku, Komda Alkhairaat Poso serta National Geographic Indonesia.

BACA JUGA :  HUT ke-6 PT IMIP, Khitanan Massal 58 Peserta

Inisiatif terbentuknya Ekspedisi Poso muncul dari masyarakat.

Ekspedisi Poso dibentuk nantinya akan menyusuri desa-desa yang dilalui Sesar Poso Barat yang membentang di sebelah barat Danau Poso.

Sementara kebutuhan mendesak Ekspedisi Poso itu muncul dalam rekomendasi Forum Budaya di Festival Mosintuwu pada Desember 2018 kemarin yang diorganisir oleh Aliansi Penjaga Danau Poso, sebuah komunitas masyarakat yang terdiri dari para petani, nelayan, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Tentena.

Rekomendasi itu kemudian dibicarakan kembali dalam pertemuan masyarakat dan para ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, arkeologi, antropologi, sosiologi dan teologi tanggal 21 dan 22 Februari 2019 di Dodoha Mosintuwu, Tentena.

BACA JUGA :  Harga Daging Ayam dan Telur Bergejolak

Lian Gogali ketua tim Ekspedisi Poso mengatakan, jika Ekspedisi Poso akan menyusuri jejak peristiwa alam di masa lalu dan bagaimana masyarakat meresponnya.

Menurut Lian selain menggali sejarah masa lalu, tim Ekspedisi Poso juga akan menelusuri Laolita atau cerita-cerita dongeng Poso serta Kayori atau syair yang menceritakan sebuah peristiwa alam dimasa lalu .

Tim ini akan dilakukan pengumpulan dokumen-dokumen mengenai sejarah peristiwa alam yang pernah terjadi baik berupa hasil-hasil penelitian para ilmuwan juga mengartikan karya-karya legendaris etnolog AC Kruyt dan Nicholaus Adriani, Fritz Sarasin, Walter Kaudern, serta geolog E.C Abendanon ke dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti.

BACA JUGA :  Rani Diendorse Beragam Produk Hingga Kandidat Bupati

Lian menambahkan, nantinya Ekspedisi Poso bukan hanya melakukan penelitian ke beberapa titik di desa-desa yang diidentifikasi pernah mengalami bencana, tim ini juga akan melakukan kajian atas rencana kontingensi dan melihat kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan bencana.

“Nantinya laporan tim ekspedisi ini akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai model pembangunan yang mempertimbangkan kearifan lokal dan peristiwa alam didalamnya,” ucap Lian kepada wartawan, Senin 25 Februari 2019.

Tim ekspedisi Poso yang terdiri dari anggota masyarakat Poso dan para ahli akan memulai perjalanannya di bulan Maret 2019, dan diharapkan sudah bisa memberikan hasil ekspedisi pada akhir tahun 2019. (RYN. Gode)

Tonton dan Subscribe Channel Kabar Selebes TV:

https://youtu.be/FwN5nVBy9TY