PALU, Kabar Selebes – Sebanyak 40.000 jiwa lebih warga Kota Palu saat ini masih tinggal di pengungsian. Baik di Hunian Sementara atau Huntara maupun di tenda darurat.
Sebanyak 40.000 jiwa lebih itu mendapat jaminan hidup (Jadup) melalui APBD Kota Palu tahun 2019.
Wali Kota Palu, Hidayat mengatakan, Jadup diberikan Pemkot Palu kepada penyintas hanya dimulai dari Oktober 2018 hingga Maret 2019.
Jadup yang ditanggung yaitu dengan memberikan makanan pokok kepada 40.000 jiwa lebih di Kota Palu yang masih berada di titik pengungsian.
Sayangnya, dana yang dimiliki Pemkot Palu cukup terbatas.
“Selesai Maret sudah selesai tidak mampu lagi kita (Pemkot Palu, red). Oleh karena itu saya sudah ketemu Pak Doni (Kepala BNPB, red) kemarin mudah-mudahan dari BNPB bisa menyambung hidup 1-2 bulan ke depan,” ujarnya, Selasa (5/3/2019).
Pihaknya berharap BNPB dapat mengambil peran. Sebab, jika menunggu bantuan dari Kementerian Sosial, maka masih harus menunggu lama.
“Kita berharap dari BNPB ini Insya Allah bisa diwujudkan. Sehingga kita bisa tanggulangi lagi makanan-makanan keluarga-keluarga kita yang sampai saat ini masih di pengungsian,” terangnya.
Tercatat, Kota Palu adalah salah satu daerah terparah yang terdampak bencana alam tanggal 28 September 2018 lalu.
Sedikitnya, ada 13 Kelurahan di pesisir pantai yang terdampak tsunami. Serta di 2 Kelurahan terjadi likuifaksi.
Sumber: TribunNews.com