Palu Bangkit

Kementerian ESDM Bantu 202 Mesin Katinting Berbahan Bakar Gas

627
×

Kementerian ESDM Bantu 202 Mesin Katinting Berbahan Bakar Gas

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Wali kota Palu, Drs Hidayat, M.Si didampingi Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu, Burhan Hamading melihat langsung jalannya program konversi BBM ke LPG 3 Kg untuk para nelayan pada Kamis, 5 Desember 2019.

Kegiatan yang berlangsung di jalan Komodo tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia bersama PT Pertamina.

BACA JUGA :  Jalan Panjang Tombolotutu Menuju Pahlawan Nasional

Wali kota mengatakan ada sebanyak 202 mesin katinting yang berbahan bakar gas diserahkan kepada para nelayan sebagai upaya memenuhi sarana melaut atau tangkap ikan di laut pascabencana Gempa, Tsunami, dan Likuefaksi setahun silam.

“Mesin ini merupakan bantuan dari Kementerian ESDM RI, namun upaya-upaya kita dalam hal ini juga dibantu oleh Sekretaris Utama BNPT, Marsma TNI Dr Asep Adang Supriyadi yang merupakan kawan saya sewaktu menempuh pendidikan Lemhanas dulu,” ungkap Wali kota.

BACA JUGA :  Jadi Anggota DPRD Sigi, Aktivis Endang Herdianti Istiqomah Bela Hak Perempuan

Menurut Wali kota jumlah mesin katinting yang diserahkan kali ini dinilai masih kurang untuk memenuhi sekitar 815 nelayan yang memiliki identitas Kartu Nelayan berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kota Palu.

Olehnya, Wali kota bersama dinas terkait berencana mengajukan lagi permohonan bantuan mesin katinting berbahan bakar gas tersebut sebanyak 250 buah kepada Kementerian ESDM RI.

BACA JUGA :  Diduga Korsleting Listrik, Satu Unit Ruko di Tolitoli Hangus Terbakar

“Pascabencana sudah ada 300 lebih kita adakan perahu dengan dana APBD kita. Namun ada 250 perahu yang belum memiliki mesin. Olehnya kita harap Kementerian ESDM bisa membantu lagi para nelayan di kota Palu,” ujar Wali kota.

Wali kota berharap bantuan mesin katinting ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para nelayan sebagai modal utama kelangsungan hidup pascabencana tanggal 28 September 2018 silam. (humas/patar)