EkonomiSulawesi Tengah

DPRD Palu Tinjau Langsung Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional

274
×

DPRD Palu Tinjau Langsung Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Guna memastikan serta mengantisipasi terjadinya lonjakan harga di tengah wabah virus Corona atau Covid-19, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu melihat langsung sejumlah harga bahan pokok di pasar tradisional Masomba Palu, Jum’at (21/03/2020).

Dalam peninjauan yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi B, Ridwan Basatu turut mendampingi Ketua Komisi A, Mutmainah Korona serta anggota Komisi C Abdurahim Nasar Al Amri. Dimana sejumlah harga kebutuhan bahan pokok mulai mengalami kenaikan harga seperti gula pasri yang biasanya dijual seharga Rp 12 ribu perkilogram kini naik menjadi Rp 20 ribu perkilogram.

Selain itu kenaikan harga yang cukup signifikan  terjadi pada bahan dapur seperti jahe merah yang sebelumnya dijual hanya Rp15 ribu perkilogram, kini menjadi Rp100 ribu perkilogram.

“Yang naik itu jahe, jahe merah, kunyit, lengkuas bahkan sampai bawang bombai juga naik. Mungkin karena virus ini, makannya pengepulan naikan harga. Karena kita ambil dari pengepulan harganya sudah sangat tinggi,” kata salah seorang pedagang pasar Masomba.

Dari pantauan yang dilakukan, bahan pokok lainnya masih terbilang cukup stabil. Namun para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli, tidak lain disebabkan adanya penyebaran virus tersebut.

Selain melihat harga bahan pokok, rombongan anggota DPRD Palu itu juga mengecek langsung ketersediaan masker dan hand sanitizer disalah satu pusat perbelanjaan yang ada di wilayah Kecamatan Palu Selatan.

Dimana ketersediaan masker dan hand sanitizer sudah sangat sulit untuk didapatkan. Bahkan tisu basah dan antiseptik juga ikut menjadi langkah akibat wabah virus ini.

“Kami belum tau kapan lagi ada stok, soalnya agen disini saja tidak ada barang.  Kita sempat melakukan pembatasan pembelian, biar kebagian semua. Tapi tetap juga habis,” kata pengawas pusat perbelanjaan, Marlina.

Ia bahkan mengaku sempat terjadi panic buying, sejak di umumkannya virus tersebut masuk ke Indonesia.

“Sempat memang beberapa masyarakat belanja besar-besaran. Kalau tidak salah hari Minggu dan Senin,” imbuhnya.

Menyikapi hasil pantauan lapangan tersebut, pihak DPRD menyimpulkan perlu adanya tidak cepat dari pihak pemerintah diantaranya, menyediakan hand sanitizer di area publik seperti pasar tradisional, melakukan penyemprotan desinfektan serta melakukan pemantauan secara aktif terhadap distributor bahan pangan maupun masker dan hand sanitizer.

“Apa yang menjadi temuan kami dilapangan ini akan kami sampaikan ke dinas terkait, agar menjadi masukan bagi mereka untuk melakukan pencegahan dini terhadap penyebaran virus Corona, serta tidak menimbulkan kekacauan baru jika terjadi lonjakan harga,” pungkas Ridwan.(abd/mhs)

Laporan: Mohammad Sobirin

.

.