PALU, Kabar Selebes – Maura balita asal Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu terkena gizi buruk. Diusia 1 tahun 11 bulan, berat badannya hanya mencapai 5 Kg. Temuan kasus Kesehatan ini cukup disesalkan Ketua Komisi A, Mutmainah Corona.
Menurutnya, gizi buruk bukan baru pertama kali terjadi di Palu. Sebelumnya, adik Maura terpaksa harus menghembuskan nafas terakhirnya akibat kekurangan gizi.
“Kasus ini tamparan bagi kita. Kemana pemerintah, masa ibu kota provinsi yang harusnya menjadi contoh dalam penanganan gizi bagi balit justru terkesan seperti daerah tertinggal,” ungkapnya saat mengunjungi Maura yang tengah menjalani perawatan intensif di RS Madani, Senin (17/8/2020).
Dijelaskannya kasus ini terungkap saat petugas KPU melakukan pendataan kepada keluarga Maura, dimana ayah balita mengaku, anaknya telah menderita gizi buruk sejak tiga bulan terakhir.
Keterbatasan ekonomi, dijelaskan Mutmainah menjadi kendala orang tua Maura merujuk ke rumah sakit.
“Bagaimana peranan seorang ketua RT, ada seorang warga yang kemudian tidak terdeteksi ada keluarganya yang meninggal akibat gizi buruk, dan yang lebih saya sesalkan, kemana petugas posyandu di wilayah itu,”imbuhnya.
Politisi NasDem itu juga mengaku, saat mengunjungi Maura ada beberapa balita lainnya asal Palu yang mengalami kasus yang sama.
Bahkan menurut pengakuan perawat di RS Madani, kasus seperti ini bukan kali pertama, sebelumnya juga pernah terjadi kasus serupa.
“Apa gunanya kita mempercantik Palu dengan pembangunan infrastruktur bernilai milyaran, jika warganya masih ada yang kelaparan,”tegasnya.
Dengan adanya penemuan kasus ini, Mutmainah akan berkordinasi ke dinas terkait. Masalah tersebut diakuinya tidak dapat diabaikan dan dibiarkan berlarut-larut.
“Saran saya, pemerintah melalui dinas terkait harus mengaktifkan posyandu ditiap kelurahan. Lakukan pendataan kepada balita diusai 1 sampai 5 tahun, dan RT harus aktif melihat warganya. Jangan sampai terulang kasus ini,” pungkasnya. (sob/ap/fma)
Laporan : Mohammad Sobirin