PARIMO, Kabar Selebes – Prevalensi Stunting di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) ditargetkan turun hingga 20 persen diakhiri 2023 mendatang.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Parimo, H. Badrun Nggai dalam sambutannya saat membuka kegiatan penilaian kinerja aksi penurunan stunting yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) belum lama ini.
Menurut Badrun, target tersebut harus tetap menjadi komitmen bersama yang diwujudkan dalam program kegiatan serta partisipasi aktif seluruh masyarakat, pemerintah, media masa maupun seluruh dunia usaha untuk menciptakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Target itu, dapat kita capai melalui pendekatan multi sektor dan komitmen bersama dalam percepatan penanganan stunting serta intervensi spesfik dan sensotif yang telah kita lakukan bersama,” ujarnya.
Dijelaskannya, berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Sulteng menunjukan bahwa penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Parimo selama periode satu tahun yaitu, dari 30,19 persen di 2018 menjadi 21,1 persen di 2019.
Sedangkan untuk balita berstatus warting, terjadi penurunan dari 12,4 persen di 2018 menjadi 10,8 persen di 2019.
Begitu pula dengan masalah gizi underweight, kata dia, juga terjadi penurunan sebanyak 4,3 persen dari 17,4 persen di 2018 menjadi 13,1 persen di 2019.
“Melalui komitmen kita semua, prevalensi stunting dapat diturunkan sampai dibawa angka 20 persen hingga akhir tahun 2023,” harapnya.
Ia menambahkan, sebagai upaya mendukung program percepatan penanganan stunting nasional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parimo telah melakukan singkronisasi dan koordinasi program kegiatan pada perangkat daerah sejak 2019.
“Saat itu Kabupaten Parimo ditetapkan menjadi salah satu daerah lokus stunting oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional,” tandasnya. (rlm/fma)
Laporan : Roy L. Mardani