PALU, Kabar Selebes – Nando kelelahan. Kedua telapak tangannya yang berlumuran bubuk magnesium gemetar. Baru 2 kali dinding terjal setinggi 15 meter itu dipanjatnya nafasnya sudah mulai tak beraturan.
“Begini sudah kalau jarang latihan,” kata atlet panjang tebing saat berlatih di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Disporda) Sulawesi Tengah ditemui KabarSelebes.ID beberapa waktu lalu.
Laki-laki pemilik nama lengkap Fernando Kekung, jadi satu-satunya atlet mewakili Sulawesi Tengah di cabang olahraga panjat tebing pada Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2021 di Papua.
Pandemi Covid-19 membuat perjuangan Nando untuk mendulang medali pada PON nanti cukup berat. Pasalnya ia kini sangat jarang berlatih. Belum lagi kesibukannya dengan urusan gawai di dinas Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulawesi Tengah. “Selama bulan Oktober itu full saya ikut pelatihan di Kantor,” tutur pria kelahiran 25 tahun yang lalu ini.
Nando masih ingat betul terakhir mengikuti program rutin latihan awal bulan Januari. Memasuki April, latihannya di stop total dan hanya berlatih ringan di rumah. Nando bilang latihan di rumah tidak begitu efektif.
Olahraga yang menuntut kecekatan dan kekuatan tubuh itu memang tidak mudah. Perlu keseimbangan, kelenturan serta kekuatan tubuh yang luar biasa untuk meniti tebing dengan melawan gravitasi. Hal itu hanya bisa dikuasai dengan dibarengi latihan rutin agar hasil yang didapat bisa maksimal.
Nando mengaku tak mau ambil resiko. Apalagi kasus aktif corona di Sulawesi Tengah yang hingga kini telah mencapai lebih dari angka 1000. Didampingi pelatihnya, ia pun kini dalam seminggu hanya 4 kali menggelar latihan-latihan ringan, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Kalau untuk peningkatan fisik sama stamina, itu belum berani,” kata dia.
Oby, pelatih Nando menuturkan, program latihan rutin yang terhenti di bulan Maret akan kembali dilanjutkan pada awal Januari 2021. Dia bilang program latihan rutin harusnya digelar 6 hari dalam seminggu. Akan tetapi, porsi latihan itu kini telah dipangkas.
Media yang kurang menjadi kendala lain jelang PON. Papan khusus kategori Speed yang digunakan di Disporda pun kondisinya telah retak sebab gempa 28 September 2018. “Cuma kita kendala dengan media, media kita ndak punya. Cuma speed saja yang ada, cuma itu saja,” ujar Oby.
Dengan berbagai kendala itu pihaknya kata Oby, belum bisa menentukan target raihan pada perhelatan PON tahun 2021. “Karena Covid belum belum berhenti ya nda bisa menentukan target,” ujarnya.
Meski begitu, Nando mengaku tetap optimis mampu menyumbangkan medali buat daerah Sulawesi Tengah. Terlebih ini kali pertama ia akan beradu kecepatan manjat melawan atlet daerah lain pada pesta olahraga nasional 4 tahunan itu.
“Yang terpenting bagaimana kita menampilkan hasil terbaik di PON nanti,” katanya. (ap/fma)
Laporan: Adi Pranata.