PARIMO, Kabar Selebes – Sebanyak 300 orang tenaga medis dan pejabat di pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah melakukan uji swab di Balai Diklat setempat,Rabu (23/12/2020).
Uji swab itu dilakukan sebagai upaya menekan angka kasus Covid-19 yang belakangan kian melonjak terlebih didominasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Parigi Moutong, H Ardi Kadir usai menjalani swab menuturkan, kegiatan swab massal merupakan salah satu program dari Pemda setempat khususnya Satgas Covid-19.
Program swab massal dilakukan untuk mencegah kluster baru khususnya di perkantoran. Uji swab diprioritaskan bagi petugas kesehatan dan para pejabat Eselon II, III dan IV di jajaran Pemda Parigi Moutong.
“Selain pejabat, warga biasa juga bisa ikuti swab,” tuturnya.
Warga yang ingin tes swab terlebih dahulu melaporkan diri ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Parigi Moutong. Adapun Uji Swab massal akan berlangsung selama empat hari guna mencukupi jatah total 2.000 orang.
“Dengan mengikuti uji swab massal tidak berarti orang itu terkonfirmasi positif Covid 19,” ujarnya
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Wulandari Marasobu mengatakan, swab dilakukan tim Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Makassar, di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tim BTKLPP Makassar kurang lebih selama empat hari berada di Parigi Moutong untuk melakukan uji swab.
“Diutamakan petugas kesehatan dan pejabat Eselon serta staf, yang suka banyak beraktivitas ke luar kota. Serta yang pernah kontak erat dengan pasien positif sebelumnya,” terangnya.
Sebelumnya, dari data Satgas Covid-19 Parigi Moutong terdapat puluhan kasus baru beberapa waktu lalu didominasi dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Diketahui, data dua hari lalu terdapat penambahan 16 kasus baru positif Covid 19. Dengan tambahan 16 pasien baru, maka totalnya sudah sebanyak 78 Covid-19 di Kabupaten Parigi Moutong.
“Di antara 78 kasus itu, tiga diantaranya meninggal dunia, 30 pasien yang sudah sembuh. Tiga orang masih dirawat di rumah sakit dan selebihnya 42 pasien menjalani isolasi mandiri,” sebutnya.
Terkait tiga warga Parigi Moutong yang meninggal kata dia sangat susah membedakan kronologi penularan virus untuk pertama kalinya.
Hal itu menurutnya disebabkan karena sebagian besar daerah yang mengelilingi Kabupaten Parigi Moutong masuk zona merah.
Belum lagi akses perjalanan antar daerah ataupun ke luar daerah Sulawesi Tengah, bahkan mobilisasi orang sudah sangat longgar. “Maka, belum dapat dipastikan penyebab Covid-19 adalah kluster perjalanan daerah tertentu ataupun dari penyebaran kluster lokal,”tuturnya.
Ia menambahkan, saat ini masyarakat diharapkan untuk lebih waspada lagi. Terlebih, penyebaran Covid-19 di Parigi Moutong sudah menunjukkan penyebaran atau transmisi lokal. Orang bisa terpapar Covid 19, tanpa harus melakukan perjalanan ke daerah zona merah. (rkb/ap/fma)
Laporan: Rifaldi Kalbadjang