PALU, Kabar Selebes – Pasca salah seorang kader Partai Demokrat Sulawesi Tengah (Sulteng), Yusrin, menyatakan mundur dari kepengurusan DPD Partai Demokrat yang dipimpin oleh Anwar Hafid (AH).
Dimana Yusrin, menilai selama dua periode menjabat, Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng Anwar Hafid, hanya banyak mengumbar janji dan komitmen yang tidak direalisasikan.
Terlebih, Yusrin, juga menilai hal yang sangat mendasar soal Kantor DPD Partai Demokrat.
Dimana menurutnya 10 tahun memimpin partai, kantor berpindah-pindah, ibarat orang kos-kosan.
Padahal Anwar Hafid dua periode menjabat sebagai bupati, dan anggota DPR RI.
Menanggapi statemen Yusrin yang dilansir salah satu media online tersebut, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah Muhammad Taufan, angkat bicara dan sangat menghormati apa yang menjadi keputusannya.
Namun, menurut Taufan, pada dasarnya pihak DPD Partai Demokrat Sulteng sudah membuka komunikasi kepada rekan- rekan pengurus untuk duduk bersama menyampaikan hal terkait secara resmi dalam rapat yang dilaksanakan pada 25 Februari lalu.
Tetapi, justru yang bersangkutan sendiri tidak hadir dalam rapat tersebut dengan berbagai alasan.
Padahal dalam rapat tersebut, diberikan sesi waktu untuk menjawab apa yang menjadi keluh-kesah seluruh kader Demokrat seperti yang disampaikan Yusrin disalah satu media.
Dimana, kata Taufan, dalam rapat tersebut juga mandat beliau sebagai juru bicara partai resmi di cabut.
Pasalnya, mandat juru bicara tersebut hanya diberikan sebatas pada saat kontestasi Pilkada Gubernur.
“Terkait kantor yang menurut beliau tidak tetap dan sebagainya, saya pikir beliau terlalu menaifkan apa saja yang sudah selama ini diperjuangkan oleh pak Anwar Hafid selaku ketua DPD selama 10 tahun,” katanya.
Ia menuturkan, Anwar Hafid, selaku Ketua DPD Demokrat Sulteng, tidak tinggal diam terkait rencana pembangunan kantor.
Pasalnya, Anwar Hafid sudah punya perencaan matang terkait pembangunan kantor.
Tetapi, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk membangun sebuah kantor.
Apalagi sempat dilanda musibah bencana pada 2018, yang sedikit banyak membuat perencanaan tersebut mengalami penundaan.
“Jika mengenai hal nongkrong atau sekedar ngopi, itu sangat riskan kalau hal sepele begitu dialamatkan kepada ketua yang sudah banyak memberikan kontribusi selama ini kepada partai Demokrat Sulteng,” imbuhnya.
Lebih jauh, kata Taufan, Anwar Hafid selama 10 tahun bertugas di Morowali sampai 2018, setelah itu beliau fokus untuk maju sebagai anggota DPR RI dan sebagai calon Gubernur.
Selama itu pula beliau banyak berkeliling ke pelosok Sulteng, untuk menyapa dan bersilaturahmi dengan para kader Demokrat.
Nomor handphone, Anwar Hafid pun katanya, dipegang oleh seluruh kader.
Bahkan pintu rumah selalu terbuka, apabila ingin bertemu dan sedang berada di tempat.
“Intinya, hingga saat ini mayoritas pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat masih tetap solid dibawah kepemimpinan Anwar Hafid,” pungkasnya.
Taufan menambahkan, yang terpenting Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng memang tidak suka meminum kopi, karena punya riwayat penyakit magh.
Selama Anwar Hafid tidak berada di tempat pun,sekertariat DPD demokrat berjalan lancar dan tidak ada masalah, zaman sudah canggih, komando organisasi bisa berjalan dengan baik tanpa harus hadir di kantor.
“Sebagai catatan DPD partai Demokrat Sulteng selalu menjadi nomor terdepan dan tercepat dalam hal pelaporan data dokumen maupun KTAnisasi ke DPP demokrat pusat. Silahkan di cross check langsumg ke DPP,” tambahnya.
Taufan, juga menyebutkan dalam rakerda kemarin, memang terjadi miss komunikasi antara panitia, pengurus dan beberapa kader terkait himbauan Satgas Covid yang membatasi peserta masuk.
Tetapi, dalam rapat Anwar Hafid, secara terbuka sudah menyampaikan perhomonan maafnya terkait miss komunikasi tersebut.
“Jelasnya, kami hormati keputusan Yusrin. Mungkin ada niatan atau keinginan beliau yang tidak terakomodir, sehingga membuat keputusan tersebut. Itu wajar dalam sebuah organisasi. Tetapi perlu menjadi catatan ada mekanisme partai dalam menyelesaikan persoalan internal dengan cara lebih baik dalam menyampaikan keluh-kesah sesuai dengan aturan yang berlaku,” tandasnya.
“Patut diketahui, bahwa mayoritas kader masih sangat solid dan terpimpin dengan kepemimpinan Anwar Hafid sebagai ketua DPD dan kader utama partai Demokrat dibawah kepemimpinan Ketua Umum AHY, ” terangnya. (maf/ry/fma)
Laporan : Mohammad Arief