PALU, Kabar Selebes – Perkumpulan IMUNITAS Sulawesi Tengah bersama Yayasan CARE Peduli menjalankan program membangun ketangguhan masyarakat terhadap perubahan iklim di Kabupaten Sigi dan Kota Palu, melalui kegiatan sosialisasi Program di Desa Bora dan Desa Langaleso Kabupaten Sigi dan wilayah Kelurahan Kawatuna Kota Palu, belum lama ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat desa serta institusi desa dalam mengolah risiko bencana dan mengembangkan usaha ekonomi produktif dan adaptif terhadap bencana alam dan perubahan iklim.
“Kegiatan yang dilakukan dimulai tanggal 14 Juni yang bertempat di Desa Bora kemudian tanggal 17 Juni yang bertempat di Desa Langaleso serta yang terakhir tanggal 24 Juni bertempat di Kawatuna. Kami juga sudah melakukan Penilaian Ketangguhan Desa/Kelurahan (PKD) dan setelah ini kami akan melakukan survey baseline,” ujar Theophillus Samba’a selaku koordinator Program, Rabu (30/6/21).
Melalui peningkatan aksi pengurangan risiko bencana (PRB) berbasis masyarakat dan usaha ekonomi produktif (livelihood). Proyek akan diimplementasikan di wilayah Kabupaten Sigi dan Kota Palu.
Untuk itu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengidentifikasi risiko bencana dan perubahan iklim (analisa Ancaman, Kerentanan, Kapasitas) serta merumuskan rencana aksi dan kebijakan untuk memperkuat ketangguhan.
“Sedangkan intervensi pada sektor Livelihood, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aset produksi kelompok usaha masyarakat terdampak bencana untuk memperkuat ketangguhan ekonomi,” ucapnya.
Selain itu, proyek ini diharapkan menghasilkan pembelajaran tentang proses penguatan ketangguhan masyarakat yang akan dideseminasikan kepada pemangku kepentingan terkait untuk mendorong replikasi upaya membangun ketangguhan masyarakat di tempat lain.
Target benefit penerima manfaat langsung dari intervensi proyek ini pada sektor PRB, yaitu Pemerintah Desa, Kelurahan dan anggota masyarakat yang terlibat langsung pada kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, antara lain mengikuti pelatihan PRB, terlibat dalam Kelompok Siaga Bencana, Forum PRB Desa, Kelurahan yang secara total ditargetkan 90 orang di 2 desa dan 1 kelurahan.
“Sedangkan pada sektor livelihood, kelompok masyarakat paling rentan terdampak bencana yang akan menerima serangkaian pelatihan/penguatan kapasitas, bantuan modal usaha dan pendampingan dalam menjalankan usaha produktif, yang ditargetkan secara total sebanyak 105 KK di dua desa dan satu kelurahan. Sementara itu penerima manfaat tidak langsung adalah pemerintah desa atau kelurahan dan masyarakat berisiko terdampak bencana di 2 desa dan 1 kelurahan melalui target proyek,” lanjutnya.
Theo berharap semoga melalui kegiatan program ini dapat terlaksana dengan baik tentunya dengan dukungan dari pemerintah desa dan kelurahan sasaran program dan masyarakat desa dan kelurahan.
“Baik yang penerima manfaat langsung maupun penerima manfaat tidak langsug serta bisa terbangun koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah dalam hal ini OPD terkait, kawan-kawan NGO serta dunia usaha dan akademisi demi kesuksesan dan keberlanjutan program ini ke depanya,” tutupnya . (am)
Laporan : Alsih Marselina