Sulawesi Tengah

Dua Tahun Pandemi, Perekonomian Kota Palu Nyaris Ambruk

502
×

Dua Tahun Pandemi, Perekonomian Kota Palu Nyaris Ambruk

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi suasana pasar masomba kota palu. (Foto: Indrawati/kabarSelebes.ID)

PALU, Kabar Selebes – Covid-19 berdampak sangat besar bagi masyarakat khususnya dalam sektor perekonomian. Bukan hanya di Indonesia tapi juga dampak pandemic ini dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu.

Sejak Covid-19 mewabah di Kota Palu pada maret 2020 lalu, virus ini pun ternyata merusak sendi-sendi perekonomian warga.

Semua bermula ketika pemerintah menerapkan penerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“(Sejak saat itu) Terjadi penurunan dari aspek produksi, terjadi penurunan dari sisi penjualan, terjadi penurunan proses distribusi barang yang tidak normal,” kata Gamal Abdul Nasser, kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu, Selasa (14/9/2021).

Di tahun 2020 BPS Kota Palu melakukan survei dampak Covid-19 khususnya pada pelaku usaha. Dari hasil survei tersebut Nasser menjelaskan terdapat 3 sektor yang berpengaruh besar terhadap dampak ekonomi di Sulteng.

Yang pertama adalah di industri pengolahan, akomodasi dan makanan serta perdagangan.

“Pada tahun 2020 ekonomi sulteng menjadi negative,” kata Nasser.

Ekonomi Kota Palu turun menjadi  negatif 4,54 % yang artinya secara total ekonomi Kota Palu tidak bisa tumbuh positif akibat covid-19. Dan nyatanya lebih rendah dibanding tahun 2019.

Sektor sektor yang berdampak yakni sektor konstruksi, jasa perusahaan perdagangan, penyediaan akomodasi hotel dan penginapan, hingga sektor pertambangan. Namun sektor yang paling menurun adalah sektor transportasi yakni menurun hingga 35%, disusul pertambangan yakni 20%.

Di tahun 2021 akibat covid -19 yang masih belum mereda, pemerintah telah melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.

Dari survei BPS  Kota Palu, perekonomian di Sulawesi Tengah pada semester satu  tumbuh 10,82% positif.

“Dan pada saat yang sama masuk periode yang sama itu yang negatif itu hanya ada di sektor jasa pendidikan, akomodasi dan transportasi. Nah Kota Palu ini tinggal 3 yang negatif yang lain sudah positif,” lanjutnya.

Diakuinya bahwa ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh sebab didorong oleh ekspor dari Kabupaten Morowali dan Banggai.

lebih lanjut Nasser mengungkapkan bahwa untuk mendorong perekonomian Kota Palu kembali tumbuh pesat, peran pemerintah dan masyarakat dalam menekan penyebaran covid-19 dianggap sangat penting. Pemerintah dengan aparaturnya harus berusaha agar vaksinasi bisa menyeluruh agar tingkat kekebalan masyarakat lebih tinggi dalam melawan Virus mematikan tersebut.

“Penerapan protokol kesehatan juga sangat penting seperti menjaga jarak, memakai masker, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan.Agar kita semua bisa terhindar dari covid -19,” pungkasnya. (iz)

Laporan : Indrawati Zainuddin