Tutup
Ekonomi

Setelah 44 Tahun Diaktifkan, Pasar Modal Dorong Pemulihan Ekonomi Masa Covid-19

×

Setelah 44 Tahun Diaktifkan, Pasar Modal Dorong Pemulihan Ekonomi Masa Covid-19

Sebarkan artikel ini
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi

JAKARTA, Kabar Selebes – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan pandemi COVID-19 yang hampir dua tahun dihadapi menghadirkan tantangan bagi pasar modal serta perekonomian Indonesia.

“Penyesuaian secara masif dilakukan untuk menjamin keberlanjutan pasar, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi digital dalam kegiatan operasional, termasuk dalam hal pelaksanaan kegiatan edukasi, literasi dan sosialisasi pasar modal, seperti penyelenggaraan CMSE 2021 ini,” kata Inarno Djajadi pada sambutan pembukaan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 secara virtual pada 14-16 Oktober 2021.

Advertising

CMSE 2021 diselenggarakan sebagai rangkaian acara peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia yang bertemakan Sinergi Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi Nasional.

Kata Inarno, otoritas pasar modal merespon tantangan ini dengan sangat baik dan mampu menorehkan pencapaian penambahan dari sisi jumlah investor, perusahaan tercatat, maupun aktivitas perdagangan.

“Jumlah investor saham atau single investor identification (SID) baru terus mengalami peningkatan dalam 8 bulan terakhir di tahun 2021 dan telah mencapai rekor baru, yaitu sebanyak 1 juta investor saham baru. Tahun 2021 menjadi tahun yang penuh dengan harapan pemulihan ekonomi nasional dan ini tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan di BEI dalam 3 bulan terakhir,” ungkap Inarno.

Berdasarkan data KSEI per 30 September 2021, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai lebih dari 6.287.350 SID, termasuk di dalamnya adalah 2,9 juta SID saham. Di sisi lain per tanggal 30 September 2021, saat ini telah terdapat 750 perusahaan tercatat di BEI dengan penambahan baru sebanyak 38 perusahaan.

Tercatat tingginya aktivitas transaksi bursa dan merupakan rekor baru sejak swastanisasi bursa efek pada tahun

1992, di antaranya adalah rata-rata nilai transaksi harian yang mencapai lebih dari Rp13 triliun per hari, atau melonjak 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Frekuensi transaksi juga meningkat menjadi rata-rata 1,2 juta transaksi per hari dan merupakan yang tertinggi di ASEAN dalam 3 tahun terakhir.

“Hal ini turut diikuti dengan lonjakan volume perdagangan yang mencapai lebih dari 19 miliar lembar saham per hari,” lanjut Inarno. (*/ptr)

Laporan : Pataruddin

Silakan komentar Anda Disini….