PilihanSulawesi Tengah

Hari Pertama PTM di PAUD dan TK di Palu, Disambut Gembira Para Guru

140
×

Hari Pertama PTM di PAUD dan TK di Palu, Disambut Gembira Para Guru

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Pembelajaran tatap muka (PTM) akhirnya digelar bagi sekolah PAUD, taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) setelah sebelumnya dilakukan di tingkat sekolah menengah atas (SMA) di Kota Palu Sulawesi Tengah.

PTM pun disambut gembira tak hanya oleh para murid saja, namun juga oleh tenaga pendidik atau guru. Khususnya di Taman Kanak Kanak Negeri Pembina Kota Palu. Pembelajaran tatap muka bagi taman kanak kanak dilakukan dengan prtokol kesehatan (Prokes ) di sekolah tersebut.

Wali Kelas B Meriel mengungkapkan kesenangan dan kegembiraannya menyambut pembelajaran tatap muka yang kini telah berjalan di sekolah itu.

“Senang, yang sejak tahun lalu kita hanya belajar online, lewat zoom, guru-guru tidak berinteraksi secara langsung dengan murid akhirnya kami bisa berkumpul di kelas,” kata Meriel, Senin (18/10/2021).

Ia menilai bahwa pembelajaran online yang hampir 2 tahun dilakukan itu tidak maksimal. Untuk itu dengan penerapan PTM  diharapkan proses belajar mengajar di kelas terlaksana dengan baik.

Meriel menambahkan bahwa proses pembelajaran yang dimulai hari ini  berjalan dengan lancar. Para murid sudah terbiasa dengan penerapan protokol  kesehatan sehari-hari, sehingga dalam proses pembelajaran di sekolah pihak sekolah maupun guru di kelas tidak mengalami kendala.

Sementara itu Kepala TK Negeri Pembina Palu Hafsa menyampaikan bahwa untuk mencegah penularan Covid -19 di sekolah tersebut, pihak sekolah juga telah membentuk satuan tugas (Satgas) Covid -19. Dimana Satgas bertugas untuk menjemput murid di depan pagar sekolah, mengarahkan murid mencuci tangan di tempat yang telah disediakan, hingga mengukur suhu tubuh murid.

“PTM untuk TK ini 30% sesuai edaran jadi 1 kelas itu karna muridnya banyak, 1 kelas itu 30% ada 10 orang yang hadir dengan didampingi 2 guru. Jadi satu guru membimbing anak 5 orang. Tentu dikelas itu dengan berjaga jarak,” kata Hafsa.

Sebagai sekolah penggerak Hafsa berharap agar pembelajaran tatap muka bukan lagi terbatas dan kembali seperti biasa. “Kami para guru terus terang kami rindu dengan mau betemu anak anaknya kami, kesehariannya kami ini belajar dan bermain dengan mereka tetapi dengan terbatas ini anak tidak saling karna mengenal sesuai jadwal yang datang,” tutupnya. (iz)

Laporan : Indrawati Zainuddin