PARIGI MOUTONG, Kabar Selebes – Tidak satu pun atlet utusan Pengurus Kabupaten Federasi Panjat Tebing Indonesia (Pengkab FPTI) Parigi Moutong yang meraih medali di kejuaraan terbuka panjat tebing nasional sebagai bukti minimnya atlet berprestasi di daerah setempat.
Bahkan, kurangnya jumlah atlet panjat tebing yang dimiliki Pengkab FPTI Parigi Moutong menjadi salah satu pertanda tidak adanya rekruitmen atlet. Padahal, fasilitas yang dimiliki Pengkab FPTI Parigi Moutong dengan anggaran, yang digelontorkan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat sangat besar, seakan tidak mampu menciptakan atlet berprestasi.
Wajar jika fasilitas dan sarana olahraga yang dimiliki Pengkab FPTI Parigi Moutong hanya mampu mendapat pujian, karena menjadi tempat pelaksanaan ivent, baik yang berskala daerah maupun nasional. Namun, seakan sulit menjadi daya tarik pemuda maupun pemudi untuk menjadi atlet panjat tebing.
Ditambah lagi, tidak sedikit anggaran yang digelontorkan Pemda Parigi Moutong, mulai dari pembangunan sarana olahraga panjat tebing hingga penyediaan fasilitasnya. Belum lagi anggaran yang digelontorkan Pemda setempat kepada Pengkab FPTI Parigi Moutong dalam pelaksanaan kejuaraan terbuka panjat tebing nasional yang nilainya mencapai Rp400 juta.
Ketua Pengkab FPTI Parigi Moutong Tri Nugraha Adhyarta mengatakan, pembinaan atlet panjat tebing yang dilakukan pihaknya selama cukup baik. Namun dinilainya masih terdapat kekurangan. Penyebabnya, sebagian atlet yang masih berstatus pelajar SMA, yang sulit untuk fokus berlatih.
Hanya saja, Pengkab FPTI Parigi Moutong akan berusaha untuk mendatangkan pelatih berlisensi nasional sesuai instruksi Bupati, yang akan dikomunikasikan dengan Sekretaris Pengurus Pusat (PP) FPTI. Selain itu, pihaknya juga telah diinstruksikan oleh oleh Sekretaris PP FPTI untuk melakukan rekruitmen atlet usia dini, karena sarana dan prasarana olahraga panjat tebing di Kabupaten Parigi Moutong sudah lengkap.
“Kedepannya kami akan melakukan evaluasi dan perbaikan kembali, apa saja yang masih kurang terkait pembinaan atlet panjat tebing di Kabupaten Parigi Moutong,” ujar Tri Nugraha Adhyarta yang akrab disapa Rio kepada sejumlah wartawan usai penutupan kejuaraan terbuka panjat tebing nasional di alun-alun Kantor Bupati Parigi Moutong pada Ahad malam (6/8/2023).
Menurutnya, hal terpenting untuk mengevaluasi seorang atlet panjat tebing melalui kompetisi. Dengan seringnya seorang atlet mengikuti kompetisi, dapat mengukur kemampuannya. Sedangkan kompetesi yang diikuti atlet binaan Pengkab FPTI Parigi Moutong masih kurang, sehingga kemampuan mereka pun dinilainya masih kurang.
Berkaitan dengan besaran anggaran yang diperuntukan bagi pelaksanaan kejuaraan terbuka panjat tebing nasional senilai Rp400 juta, kata dia, selain Rp100 juta dikhususkan bagi bonus, sebagiannya digunakan untuk penyewaan alat auto bilay.
“Banyak catatan yang akan kami perbaiki kedepannya, termasuk manajemen kepelatihan dan pembinaan atlet,” pungkasnya.(rl)