Tutup
Sulawesi Tengah

Bocah di Palu Barat Dihabisi dan Dicabuli hanya karena hal ini, Begini Faktanya

256
×

Bocah di Palu Barat Dihabisi dan Dicabuli hanya karena hal ini, Begini Faktanya

Sebarkan artikel ini
Ferdinand E Numberi (Foto : Abdee Mari)

PALU, Kabar Selebes – Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Ferdinand E Numberi, memberikan penjelasan mengenai kasus pembunuhan bocah 8 tahun yang baru-baru ini terjadi.

Berdasarkan pengakuan tersangka, berikut adalah kronologi kejadian tersebut:

Advertisment
Scroll hingga akhir

Awalnya, tersangka dan anak-anak yang lain keluar bersama, naik sepeda berboncengan.

Mereka sempat berputar sekali sebelum tersangka bertanya kepada korban tentang lokasi rumahnya.

“Ketika mereka tiba di rumah anak pertama, orang tua anak tersebut melarang tersangka bermain bersama anaknya. Korban diminta pulang karena sudah malam,” cerita Ferdinand, Kamis (2/11/2023).

BACA JUGA :  Pastikan dugaan Kekerasan Seksual, Polisi Bongkar Makam Bocah 8 Tahun Korban Pembunuhan di Palu

Namun, tersangka tidak ikut pulang.

Di sekitar situ, dia bertemu dengan tersangka yang mengajaknya bermain “stick-stick,” meskipun sebenarnya tidak ada permainan semacam itu.

“Korban awalnya hanya diajak berputar-putar dengan sepeda,” lanjut Ferdinand.

Selama perjalanan berdua, korban dan tersangka jatuh dari sepeda.

Menurut pengakuan tersangka, korban menghina tersangka dengan kata-kata kasar, yang menyebabkan tersangka tersinggung dan sakit hati.

“Bodoh sekali kau bawa sepeda, begitu kata korban ke pelaku,” bebernya.

BACA JUGA :  Mardiman Sane cium “bau amis” pada proses hukum Bocah Korban pembunuhan di Palu Barat

Tersangka kemudian mengeksekusi korban dengan cara mengekiknya dan menekan kakinya di dada korban.

Akibat tindakan ini, korban kehilangan nyawa.

Setelah membunuh korban, tersangka membuka pakaian korban dan memegang alat vital korban.

Namun, hasil visum luar tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan atau tanda-tanda benda tumpul, yang sesuai dengan pengakuan tersangka.

Tersangka tidak bersekolah seperti anak-anak pada umumnya.

“Dia sebelumnya bersekolah di Pondok Pesantren, namun dikeluarkan karena masalah kesehatan. Keterangan lebih lanjut mengenai masalah tersangka belum dapat diungkapkan,” kata Ferdiand lagi.

BACA JUGA :  Terduga Pelaku Pembunuhan terhadap Bocah di Palu anak Pensiunan Perwira Polisi

Orang tua tersangka mengatakan bahwa dia memiliki masalah emosional dan biasanya mengekspresikannya dengan memukul tas miliknya.

Kasat Reskrim akan berkoordinasi dengan ahli psikologi untuk memahami kondisi emosional tersangka lebih lanjut.

Peristiwa ini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut, dan pihak berwenang akan terus mengumpulkan bukti dan informasi untuk mengungkap seluruh aspek kasus ini.***