PALU, Kabar Selebes – Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tengah, Sahabuddin, mengakui adanya kendala dalam pembangunan Hunian Tetap (Huntap), terutama di Huntap Tondo II.
Menurut Sahabuddin, pada awalnya tidak ada keluhan ketika dilakukan groundbreaking untuk 1,155 Kepala Keluarga (KK) di Huntap Tondo II pada tahun 2023.
Namun, kemudian muncul kendala di tengah-tengah pembangunan, terutama di Zona 2A2 dengan 165 KK.
Sahabuddin menyebutkan bahwa otak timnya harus bekerja cepat untuk menangani situasi ini, terutama karena mereka memiliki target penyelesaian pada bulan Desember, meskipun kontrak seharusnya berakhir pada bulan Maret.
“Saat ini, kami sedang menangani kendala di Huntap Tondo II. Ada kendala di Zona 2A2, dan kami harus bekerja cepat untuk mencari solusi. Kami memiliki target Desember, meskipun kontrak sebenarnya berakhir pada Maret,” ujar Sahabuddin saat Media Gathering yang digelar PUPR dan CSRRP di Palu, Kamis (30/11/2023).
Dalam upaya mengatasi kendala ini, mereka mengoptimalkan dua Huntap yang berdekatan, yaitu Tondo II dengan Talise.
Sahabuddin menyebutkan bahwa formulasi tapak telah dihasilkan, dan saat ini 67 KK telah dipindahkan ke Talise, sementara sisanya sekitar 92 KK tetap di Tondo II.
Sebanyak 67 KK belum dapat dibangun karena masalah di lahan tersebut.
Sahabuddin menjelaskan bahwa ada ketidaksepakatan antara warga Pombewe dan Palu, yang menjadi hambatan dalam penyelesaian proyek.
“Masalahnya adalah saya tidak tahu warganya yang memasalahkan atau siapa, Orang Pombewe tidak mau terima orang Palu, orang Palu juga tidak mau pindah ke Pombewe. Yang jelas ada 67 KK yang belum kita bisa bangunkan disebabkan karena lahan tersebut,” ungkap Sahabuddin.
Pihaknya terus berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi kendala ini agar pembangunan Huntap dapat segera diselesaikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal yang layak.(abd)