Tutup
Sulawesi Tengah

Miris, Satu Keluarga di Sausu Parigi Moutong Tinggal di Rumah Nyaris Roboh dan Kumuh

3237
×

Miris, Satu Keluarga di Sausu Parigi Moutong Tinggal di Rumah Nyaris Roboh dan Kumuh

Sebarkan artikel ini
Ni Nyoman Sukarniasih, warga Kecamatan Sausu, Parigi Moutong duduk di tempat tidurnya yang menyatu dengan tempat memasak, Senin (5/2/2024) FOTO : Nurlela/KabarSelebes.id

PARIGI MOUTONG, Kabar Selebes – Satu keluarga di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, tinggal di rumah tidak layak huni, nyaris roboh dan sangat kumuh.

Pemilik rumah tersebut adalah Ni Nyoman Sukarniasih, seorang janda lansia yang memiliki keterbelakangan mental.

Bersama tiga anaknya dan satu cucu laki-laki, Nyoman Sukarniasih terpaksa harus melewati kehidupannya dengan berdiam di sebuah rumah tak layak huni yang terletak di dusun 7 Desa Sausu Trans yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Sausu.

Pantauan Kabar Selebes, kondisi rumah yang dihuni Ni Nyoman dan keluarganya sangat tidak layak. Dengan luas panjang 2,5 meter dan lebar sekitar 4 meter tanpa dapur, di huni 5 orang.

Dindingnya papan lapuk dipaku seadanya yang hampir seluruhnya bolong, sehingga membuat dinginnya malam dipastikan langsung masuk saat beristirahat di malam hari.

Ironisnya lagi, atapnya sudah lapuk dan bocor. Jika turun hujan, seisi rumah basah. Selain itu, tidak memilik pintu, sehingga untuk menutupi pandangan dari luar hanya menggunakan kain seadanya dan tidak memiliki toilet.

Pemandangan dlingkungan itu cukup kontras. Karena rumah Ni Nyoman Sukarniasih berada diantara rumah-rumah besar dinding beton ukiran indah dengan halaman yang asri.

“Rumahnya rusak,” tutur Ni Nyoman.

Ni Nyoman Sukarniasih bersama anak perempuannya yang memiliki keterbelakangan mental dan cucunya I Made Darma. I Made Darma terancam putus sekola karena tidak sanggup membayar iuran sekolah, Senin (5/2/2024) FOTO : Nurlela/KabarSelebes.id

Lebih memprihatikan lagi, ketiga anaknya juga memiliki keterbelakangan mental sehingga kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Dua anak laki-lakinya hanya mampu bekerja sebagai buruh tani lepas dan serabutan. Sementara satu anak perempuannya sama sekali tidak bisa bekerja karena kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

Pendapatan kedua anaknya hanya sebagai buruh tani dan serabutan membuatnya hanya bisa pasrah dan tidak mampu memperbaiki rumahnya yang sudah puluhan tahun.

Harapannya hanya cucu laki-lakinya bernama I Made Darma yang secara fisik dan mental sangat baik dan sehat. I Made Darma saat ini duduk di kelas 1 SMA Negeri 1 Sausu.

Namun, cobaan hidup lagi dan lagi menghimpitnya. Karena cucu satu-satunya yang menjadi tumpuan harapannya terancam putus sekolah karena tidak mampu lagi membayar iuran sekolah.

“Sudah 6 bulan tidak bayar uang sekolah” ucap I Made Darma.

Menurut I Made Darma, pihak sekolah sering menagih tunggakan iuran sekolahnya baik lewat grup WA siswa atau di papan pengumuman kelas. Tunggakan iuran sekolah yang harus dibayar sebesar Rp 1,8 juta.

Kondisi rumah Ni Nyoman Sukarniasih tampak depan, Senin (5/2/2024) FOTO : Nurlela/KabarSelebes.id

“Iuran sekolah ditagih, biasanya difoto terus dikirim di grup, kalau tidak ditempel di kelas,” ungkapnya.

Meski demikian, Made Darma tidak putus asah untuk terus melanjut pendidikannya walau harus menunggak iuran sekolah dan kondisi tempat tinggalnya membuatnya kesulitan untuk belajar.

“Yah begitu kadang susah belajar tapi tetap diusahakan bisa belajar,” ucapnya.

Kondisi rumah Ni Nyoman Sukarniasih dan keluarganya sudah puluhan tahun tidak tersentuh oleh pemerintah.

Padahal rumah mereka terletak di dusun 7 Desa Sausu Trans yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong.

Ni Nyoman Sukarniasih dan keluarganya merupakan transmigran dari Bali. Mereka tinggal di Sausu sejak tahun 1990. (nur)

Silakan komentar Anda Disini….