PALU, Kabar Selebes – Peta politik Sulawesi Tengah semakin menarik perhatian publik dengan langkah tegas Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (NasDem), Ahmad M. Ali, yang secara resmi menyatakan dirinya siap maju sebagai calon gubernur.
Dalam upaya menuju kursi gubernur, Ahmad Ali telah mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon Gubernur Sulawesi Tengah di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam pernyataannya, Ahmad Ali mengungkapkan tekadnya untuk bersaing dalam bursa pencalonan gubernur Sulawesi Tengah.
“Ya, dengan saya menyatakan diri siap untuk maju sebagai calon gubernur Sulawesi Tengah, itu sudah bentuk deklarasi saya,” ujarnya di tengah acara melepas 1500 pemudik yang mengikuti mudik gratis Partai NasDem, Sabtu (6/4/2024).
Ahmad Ali juga telah mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon gubernur di PKB Sulteng.
“Insya Allah besok (Minggu, 7 April 2024) formulirnya akan dikembalikan ke PKB,” tambahnya.
Langkah politik Ahmad Ali juga diiringi dengan upaya memperkuat koalisi dengan partai-partai politik lainnya. Minggu besok, dia bersama pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sulawesi Tengah akan menyerahkan formulir Koalisi untuk Pilgub Sulteng di DPW PKB.
Namun, Ahmad Ali bukanlah satu-satunya figur politik yang bergerak dalam ajang Pilgub Sulteng. Ketua DPD Partai Demokrat, Anwar Hafid, juga telah mengambil dan mengembalikan formulir di PKB Sulteng. Anwar Hafid, yang berpasangan dengan wakil Walikota Palu, dr. Reny Lamadjido, optimis untuk memperoleh kursi dan berkoalisi dengan PKB.
“Saya kira PKB, sebagai partai yang memiliki independensi, akan melakukan rekrutmen sesuai dengan petunjuk operasional partai. Kami akan memberikan keyakinan penuh kepada PKB bahwa kami serius dan juga bagian dari partai Kebangkitan Bangsa,” ujar Anwar Hafid usai silaturahmi dan buka puasa bersama ribuan warga di Palu, Sabtu.
Anwar Hafid yakin bisa mendapatkan PKB meski secara nasional Demokrat bukan koalisi. Menurut anggota DPR RI itu, dari pengalamannya ketika di Komisi II DPR RI dalam mengawasi pelaksanaan pilkada serentak di seluruh Indonesia, koalisi nasional itu tidak selamanya linier dengan koalisi di daerah.
“Contoh misalnya di nasional biasa, contoh Partai Demokrat tidak pernah ketemu dengan PDIP, tapi di daerah banyak sekali PDIP dan Demokrat berkoalisi. Jadi kita sih berharap kalau linier itu lebih bagus, tapi kalau tidak, kan kita di daerah beda. Kita di daerah berharap bahwa yang penting pasangan BERANI ini harapannya satu, berkoalisi dengan siapapun, yang penting cukup kursi untuk bisa maju. Harapan kita yang penting bisa calon dulu. Soal menang atau tidak itu kita takdir Allah SWT,” tandas Anwar Hafid yang didampingi dr. Reny Lamadjido.(abd)