PALU, Kabar Selebes – Media Survei Indonesia (MSI) merilis hasil survei terbaru menjelang Pilkada Donggala 2024, yang menunjukkan bahwa Akris Fattah Yunus sedikit unggul dibandingkan kandidat lainnya.
Direktur MSI, Asep Rohmatullah, menyampaikan hasil ini kepada sejumlah wartawan pada Rabu (26/6/2024).
MSI, yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) dan terdaftar di KPU RI, secara rutin melakukan survei perilaku pemilih di seluruh Indonesia sejak 2012.
Survei terbaru ini dilakukan pada 5-10 Juni 2024, dengan populasi survei mencakup seluruh WNI di Donggala yang memiliki hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling, melibatkan 400 responden dengan margin of error ± 5% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel diambil secara proporsional dari seluruh kecamatan di Donggala.
Menurut Asep, jika Pilkada Donggala diadakan saat survei dilakukan, Kepala BPPD Provinsi Sulteng Akris Fattah Yunus akan unggul dari para pesaingnya.
Di urutan kedua adalah mantan Wakil Bupati Donggala Moh. Yasin, dan di posisi ketiga adalah anggota DPRD Donggala dari Partai NasDem Syafiah Basir.
“Saat ini, dukungan pemilih terhadap Akris Fattah sebesar 17,5%. Dia sedikit unggul dibanding nama-nama bakal calon Bupati yang lain, seperti Moh. Yasin (12%), Syafiah Basir (10,8%), Idham Pagaluma (10,5%), Vera E. Laruni (5,7%), Rahmad M. Arsyad (1,5%), atau Abdul Rahman (1,3%),” ujar Asep.
Asep juga menambahkan bahwa dalam berbagai simulasi, baik dengan 6 nama maupun 3 nama, Akris selalu unggul, dengan angka berkisar antara 17% hingga 28%. Namun, Asep menegaskan bahwa data ini bersifat sementara, dan dinamika dukungan dapat berubah sesuai dengan pilihan masyarakat Donggala.
“Tahun 2024 ini, kami sudah dua kali melakukan survei Pilkada Donggala, di bulan Maret dan Juni. Pola dukungan kandidat cenderung berubah. Belum bisa dipastikan siapa pemenangnya, karena angka pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters masih cukup tinggi, sekitar 40%. Jadi, kemenangan sangat tergantung pada strategi masing-masing bakal calon,” jelas mantan peneliti LSI Denny JA ini.
Asep juga mengungkapkan bahwa pengetahuan (awareness) responden terhadap Pilkada Donggala masih jauh dari maksimal, dengan hanya sekitar 64,8% yang mengetahui bahwa pilkada akan dilaksanakan pada akhir November mendatang.
“Pilkada tinggal hitungan bulan. Masih ada 35,2% warga yang belum tahu pelaksanaan pilkada di November nanti. Penyelenggara pemilu harus lebih gencar lagi melakukan sosialisasi, agar partisipasi pemilih meningkat,” tutup Asep.***