Ekonomi

Saatnya Alumni HMI Perluas Dominasi ke Dunia Usaha

272
×

Saatnya Alumni HMI Perluas Dominasi ke Dunia Usaha

Sebarkan artikel ini
Dr. Syahrir Ibnu (kanan) menyerahkan sample beras produksi KAHMI Toli-Toli kepada Kamrussamad untuk selanjutnya sampel beras tersebut akan dipajang pada display produk hasil produksi anggota Kahmipreneur, Rabu, 17 April 2018. (Foto kiriman Andi Kaimuddin)
Bisnis
Dr. Syahrir Ibnu (kanan) menyerahkan sample beras produksi KAHMI Toli-Toli kepada Kamrussamad untuk selanjutnya sampel beras tersebut akan dipajang pada display produk hasil produksi anggota Kahmipreneur, Rabu, 17 April 2018. (Foto kiriman Andi Kaimuddin)

TOLITOLI, Kabar Selebes– Inisiator gerakan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) berwirausaha atau Kahmipreneur, Kamrussamad mengatakan saat ini alumni HMI lebih mendominasi tiga aspek kehidupan yakni bidang pendidikan, politik dan birokrasi pemerintahan.

“Tidak cukup dengan tiga sektor pengabdian itu. Ada ruang yang begitu besar yang harus diisi alumni HMI yakni dunia usaha,” ungkap Kamrussamad dalam rilisnya, Rabu.
Hal itu juga disampaikannya dalam forum bisnis di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Selasa (17/4) yang diikuti puluhan peserta dengan tema Tolitoli sebagai daerah penghasil cengkeh dan perikanan.

Kamrussamad menjelaskan tiga aspek itu yakni bidang pendidikan, dimana kader HMI dipersiapkan sebagai insan akademis. Sehingga banyak alumni-almuni HMI yang menjadi dosen, guru besar, pendidik, rektor, bahkan banyak yang menjadi guru pendidikan anak usia dini.

Kemudian, alumni HMI banyak juga mengabdi di bidang politik, dari semua warna politik, dari kekuasaan politik di pusat hingga ke daerah. Karena salah satu kemampuan alumni HMI, adalah jiwa kepemimpinan yang telah diasah sejak di bangku perkuliahan.

“Alumni HMI mampu merumuskan konsep sebagai pendidik, kemudian mampu mengartikulasikan hal tersebut menjadi sebuah keputusan,” ungkap Kamrussamad.

Selanjutnya segmen ketiga, yang banyak digeluti alumni HMI yakni dibidang birokrasi. Dimana dapat dilihat, alumni HMI berada dari tingkat birokrasi tertinggi yakni wakil presiden, menteri, Dirjen, gubernur, bupati dan walikota, sekretaris daerah, hingga banyak yang mengabdi menjadi kepala desa di berbagai desa di seluruh pelosok tanah air.

“Dari jenjang tertinggi hingga terendah, alumni HMI telah memposisikan dirinya sebagai insan pengabdi, dalam menjalankan tata kelola pemerintahan,” kata Kamrussamad.

Sejak dilahirkan tahun 1947 kata dia, hampir semua alumni mendominasi tiga sektor tersebut, walaupun masih ada juga yang mengabdi di lembaga swadaya masyarakat, organisasi-organisasi sosial dan non profit, jurnalis dan juga bentuk pengabdian-pengabdian yang lain.

“Semuanya telah berjalan dengan baik, sebagai implementasi dari tujuan HMI dengan memegang teguh semangat nilai insan cita sebagai bentuk pengabdian ditengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Namun kata dia, ketika para guru besar alumni HMI melahirkan konsep, alumni HMI di dewan pun mengimplementasikan menjadi sebuah keputusan politik.

Dimana keputusan itu salah satunya Undang-Undang, yang akan dilaksanakan eksekutif, dimana pada posisi hilir, memerlukan dunia usaha sebagai mitra dalam pelaksanaan implementasi dalam Undang-Undang.

Kamrussamad mencontohkan, di daerah seperti Anggaran Pendapatan Belanja daerah (APBD) yang disahkan oleh DPRD, selanjutnya dilaksanakan oleh eksekutif yakni organisasi perangkat daerah (OPD) dan pada akhirnya memerlukan dunia usaha sebagai mitra pembangunan, untuk mengimplementasikan APBD tersebut.

“Jadi di sektor hilir inilah yang juga harus diisi oleh alumni-alumni HMI,” tegas Kamrussamad.

Bagi Kamrussamad, Kahmi preneur haruslah mendorong adanya reorientasi, dari “political oriented” menjadi “enterprenure oriented”. Dari alumni-alumni HMI yang mencari lapangan pekerjaan, menjadi alumni-alumni pencipta lapangan pekerjaan. (ant-ptr)