Sulawesi Tengah

Diskusi Santai Pemuda Morowali dengan Anggota DPRD Sulteng, Bahas Parawiisata hingga Buruh

214
×

Diskusi Santai Pemuda Morowali dengan Anggota DPRD Sulteng, Bahas Parawiisata hingga Buruh

Sebarkan artikel ini

MOROWALI, Kabar Selebes – Kabupaten Morowali saat ini sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Kekayaan alam yang dimiliki kabupaten ini, membuat para investor dalam negeri maupun luar negeri melihat kabupaten ini bak sebuah surga dolar.

Tiap tahun para pencari kerja berbondong bondong masuk ke Morowali untuk mengadu nasib. Tak heran jika kabupaten ini menjadi salah satu daerah strategis nasional yang menjadi  penonggak perekonomian bangsa Indonesia.

Kekayaan alam yang dimiliki kabupaten ini, bukanlah hanya di sektor pertambangan. Tapi di sektor pertanian, perikanan dan pariwisata juga menjadi sektor unggulan daerah ini.

Pada kesempatan itu di Caffe Celebes,  Desa Bente, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, pada Rabu (10/2/2022) malam, beberapa pemuda Morowali terlibat diskusi santai.

Diantaranya adalah Anggpta DPRD Sulteng Ambo Dalle, Anggota DPRD Morowali Bayu dan Muh Rusyaid, Kepala Desa Bente Erwin Kudrat, Serikat Buruh Asfar, Tokoh Pemuda Kepulauan Rustam, dan Penggiat Wisata Morowali Ifan Bente.

Mengawali diskusi, Ambo Dalle bertanya tentang perkembangan wisata Sombori. Penggiat Ifan Bente yang dikenal aktif mempromosikan kawasan wisata Morowali mengungkapkan, bahwa saat ini kawasan wisata Sombori sudah masuk dalam list 10 besar destinasi wisata Indonesia yang ramai dikunjungi.

“Namun sayang, kita hanya dapat nama, transaksi ekonomi wisatawan di angka kisaran 1,2 miliar rupiah perbulan terjadi di kabupaten tetangga (Konawe Utara, Sulawesi Tenggara), sementara kawasan kita yang dikunungi,” ungkap ifan Bente.

Dia melanjutkan, seperti diketahui bahwa Morowali memiliki banyak kawasan wisata yang layak untuk di promosi. Hamparan pulau-pulau, pasir panjang daerah pesisir dan puncak bukit yang indah, masih banyak yang terpublikasi ke masyarakat luar Morowali.

“Dinas terlalu terfokus dengan promosi satu destinasi, harusnya ada strategi dan konsep yang matang dalam mengelola wisata Morowali,” bebernya.

Terkait hal itu, Ambo Dalle menanggapi dengan memberikan sebuah ide strategis untuk menjadi bahan pembahasan saat di DPRD Sulteng.

“Kita fokus promosi kawasan pesisir dan Bungku Selatan untuk menjadikan gerbang wisata kepulauan. Menyediakan informasi yang mudah di akses dan pembenahan beberapa infrastuktur pendukung,” ungkapnya.

Demikian juga dikatakan Anggota DPRD Morowali, Bayu. Ia memberikan gagasan terkait kawasan kepulauan. Bahwa kawasan kepulauan adalah penghasil ikan yang bisa mendongkrak sektor pariwisata.

“Pariwisata dan Perikanan harus saling berkordinasi. Keanekaragaman dan hasil laut kita melimpah, bisa jadi jualan agar wisatawan tertarik masuk jalur Morowali, nantinya nelayan kita tak perlu lagi menjual keluar, sehingga bisa mendapatkan keuntungan langsung dengan harga yang bagus pastinya,” pungkasnya.

Sedangkan dari Serikat Buruh, Asfar mengungkapkan, bahwa buruh di Morowali saat ini kisaran puluhan ribu.

“Kalau cuti atau saat off  kerja, sangat butuh hiburan dan liburan. Kita ini sudah punya market object, jadi tinggal daerah kita memaksimalkan sektor perikanan dan pariwisata kita,” ungkap pengusaha muda Morowali ini.

Usai diskusi santai, masing-masing menjadikan hasil diskusi sebagai catatan untuk perubahan Morowali ke arah yang lebih baik.

Diskusi ditutup oleh Pemuda Kawasan Kepulauan, Rustam. Ia berharap agar semua saling berkordinasi membangun kerjasama yang baik dalam mewujudkan  visi misi Pemda ‘Sejahtera Bersama’.

“Salam satu tujuan bersama membangun Morowali,” tutupnya. (*/ahl)

Laporan: Ahyar Lani